Tingkatkan Ekonomi, Ibu Nini Kaligis Buka Usaha Pembuatan Keripik Talas

Minsel, MHN – Dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga seorang ibu rumah tangga (Nini Kaligis) asal Desa Motoling Dua Kecamatan Motoling Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) membuka usaha pembuatan keripik talas (ubi bete).

Saat di temui awak media Majalah Hukum Nasional di rumah kediaman Keluarga Mandang Kaligis sebagai tempat usaha pembuatan keripik talas di Desa Motoling Dua Jaga Satu Kecamatan Motoling pada Kamis, (02/03-2023) ibu Nini Kaligis menceritakan awal tertarik membuka usaha membuat keripik talas.

“Saya membuat keripik talas (kerepek bete)
sudah satu tahun, awalnya pada tahun 2022 kami panen talas (bete) sekitar 100 karung dan tidak tau mau dipasarkan kemana agar bisa mendapatkan uang,” ucap Nini Kaligis.

Dilanjutkannya pula, karena tidak tau mau dipasarkan atau dijual kemana maka ibu Nini termotivasi untuk membuat keripik talas dengan istilah orang Manado kerepek bete.

“Setelah berpikir tidak tau arah untuk pemasaran atau menjual kemana talas atau bete yang kami panen maka saya termotivasi untuk membuat keripik talas atau kerepek bete untuk menghasilkan uang,” lanjut Nini Kaligis.

Dikatakannya bahwa keripik talas atau kerepek bete yang diuatnya dalam sehari berkisar 15 sampai 20 pak yang isinya 40 bungkus dalam satu pak dengan penjualan satu pak Rp.30.000 dengan dua tenaga kerja.

“Saya membuat keripik talas dibantu srorang tenaga kerja dengan hasil setiap hari sekitar 15 sampai 20 pak sehari yang dikerjakan dua orang dan dipasarkan kewarung-warung atau kios-kios dengan harga Rp.30.000 satu pak jadi penghasilan kami dalam sehari Rp.450.000 sampai Rp.600.000 sehari,” kata ibu Nini.

Menurut ibu Nini bahwa saat ini ada pesanan dari Jepang berkisar 100 pak atau 4.000 bungkus tapi ada kendala biaya pengiriman.

“Saat ini kami mendapat pesanan dari Jepang 100 pak atau 4.000 bungkus keripik talas tapi mendapat kendala biaya pengiriman, sebab saat anak kami berangkat kerja ke Jepang sempat membawa keripik talas dan setibanya di Jepang, keripik talas tersebut dicicipi oleh orang Jepang dan merasa tertarik lalu memesan ke ibu Nin.

Pelaku UMKM Nini Kaligis berharap kiranya Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan melalui instansi terkait baik Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Sosial, dan Dinas Pertanian dapat membantu usaha kami ini baik dalam penambahan modal usaha maupun alat.

“Saya berharap Pemerintah Kabuoaten Minahasa Selatan bahkan Provinsi Sulawesi Utara melalui Instansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Sosial, dan Dinas Pertanian dapat membantu kami dalam penambahan modal usaha maupun pengadaan alat,” harap pelaku UMKM Nini Kaligis.

Diketahui produk keripik talas atau kerepek bete yang terbuat dari bahan baku ubi bete memiliki dua rasa yaitu Balado dan Original
(Anky P).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *