Minsel, MHN – Jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Imanuel USA Wilayah Amurang Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) merayakan hari Kematian Tuhan Yesus (Jumat Agung) Jumat, (29/03-2024).
Kematian Yesus Kristus Sang Juru Selamat Manusia terjadi pada abad ke-1 Masehi, diperkirakan antara tahun 30-33 M. Menurut penanggalan Yahudi, Ia mati tergantung di atas salib, tanggal 14 Nisan, beberapa jam sebelum hari Paskah Yahudi yang dirayakan tanggal 15 Nisan, dimulai pada sekitar pukul 18.00 saat matahari terbenam.
Hukuman mati dengan disalibkan dijatuhkan atas perintah gubernur Kerajaan Romawi untuk provinsi Yudea, Pontius Pilatus, berdasarkan laporan para pemuka agama Yahudi saat itu bahwa Yesus Kristus mengaku sebagai Raja orang Yahudi. Berita penyaliban dan kematian ini dicatat di sejumlah tulisan sejarawan Kerajaan Romawi, orang Yahudi dan murid-murid Yesus. Catatan yang paling detail ditemukan di kitab-kitab Injil dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen.
Kematian Yesus dapat dilihat melalui dua cara pandang yang berbeda:
1. Kematian Yesus sebagai peristiwa sejarah.
2. Kematian Yesus sebagai bagian dari rencana Allah.
Gembala Sidang GPdI Imanuel USA Felix Kawatu, SH, STh dalam Khotbahnya yang diambil dalam Kitab 1 Korintus 1:18 mengatakan manusia telah berdosa melalui dosa Adam dan Hawa, tetapi oleh karena kasih Tuhan maka Yesus rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
“Manusia telah berdosa oleh karena Dosa Adam dan Hawa tetapi oleh karena KasihNYA, Yesus rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia sehingga pemberitaan tentang salib adalah tentang kekuatan dan kuasa Allah yang bekerja Karena salib adalah kekuatan Allah sendiri, Karena di kayu salib ada pengorbanan yang sempurna dan di kayu salib kuasa Tuhan di nyatakan,” terang Pdt. Felix Kawatu, SH, STh selaku Gbl Sidang.
Pdt. Felix Kawatu, SH, STh juga mengajak jemaat untuk mengikuti jejak Yesus dan tetap taat dan setia dalam persekutuan ibadah.
“Saya mengajak sidang Jemaat untuk dapat belajar mengikuti jejak Tuhan dalam segala hal yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan, mari kita pandang salib Tuhan Karena di dalamnya ada kekuatan dan keselamatan,” ajak Pdt. Felix Kawatu, SH, STh.
Terpantau awak media hukum nasional (MHN), antusias jemaat yang datang beribadah sangat tinggi tanpa mengambil halangan cuaca yang hujan dan ruang gereja yang masih dalam proses pembangunan.
(Anky P)