20/02/2023
Media Hukum Nasional Provinsi Banten.
Rawa situ Cipondoh Kota Tangerang yang disebut – sebut sebagai Sydneynya Indonesia, mendadak gempar pada hari Jum’at 17 Pebruari 2023, Hal tersebut dipicu oleh pemasangan “PLANG GRATIS” oleh Dinas PUPR Provinsi Banten.
Di Situ Cipondoh dengan danau nya yang sangat nyentrik dan eksotis dapat menghipnotis setiap orang yang memandang ke danau tersebut dan mendadak menjadi favorit para pecinta wisata untuk menghabiskan waktu pada liburan akhir pekan, karena sangat cocok sebagai tempat tujuan wisata bersama keluarga atau teman, menjadi trending dan selalu ramai pengunjung.
Dari sebutan para pengunjung, Sidney nya Indonesia di Kota Tangerang alasannya adalah karena bangunan atap yang menyerupai Sydney Australia. Berwisata ke danau situ Cipondoh tentu tidak mahal dengan biaya murah meriah bisa menikmati keindahan danau, apalagi setelah di Revitalisasi Pemerintah Provinsi Banten,
terlihat semakin menarik dan sangat nyaman untuk di kunjungi.
Setelah tertata rapi dan baik, masyarakat sekitar memanfaatkan potensi dari keramaian Situ Cipondoh untuk berdagang, contohnya dari makanan kecil, jajanan untuk anak-anak dan orang dewasa, dan sebagian dari warga sekitarpun menawarkan jasa untuk memarkir kendaraan pengunjung agar tetap aman dan tertib.
Tarif yang di tawarkan oleh para warga yang memarkir kendaraan pengunjung juga tergolong murah, parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 3.000.- dan roda empat Rp.5.000.- dengan waktu yang tidak terbatas, dan mereka adalah warga sekitar danau situ Cipondoh juga sebelumnya pedagang yang lapak nya telah di Revitalisasi.
” Harapan kami dari warga sekitar, dengan adanya destinasi
Taman wisata Air situ Cipondoh dapat memberikan rezeki dan tidak menjadi konflik sosial, tapi karena plang parkir gratis yang di buat oleh Dinas PUPR itu akan memicu konflik sosial..” Ujar Jacksany kepada Media sebagai tokoh masyarakat setempat.
Jacksany juga menyampaikan…” karena tindakan Dinas PUPR yang memasang Plang Parkir gratis di area situ Cipondoh, maka dampak sosial yang ditimbulkan jelas memicu konflik di kalangan warga sekitar, Karena tidak bisa lagi dalam mengais rezeki berjualan dan memarkir kendaraan pengunjung.
” Ini juga dapat meningkat kan UMKM dari kita dan untuk kita semua, khususnya masyarakat sekitar danau ini. Ini termasuk salah satu Program pemerintah setempat dalam bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan untuk mensejahterakan masyarakat nya..dan dengan adanya Plang Parkir Gratis, jelas sangat meresahkan hati mereka, Jangan benturkan kami semua dengan aparat hukum, kami tidak pungli, kami bekerja mengatur dan masyarakat sangat mendukung penuh Presisi Polri. Dengan
adanya itu Plang Gratis seperti ada kepentingan pribadi seakan-akan ada skenario tersembunyi…” Imbuh jacksany kembali.
” Negara memberikan
bangunan bagus di Situ Cipondoh, agar dapat memberikan Kesejahteraan buat masyarakat sekitar nya. Parkiran adalah salah satu cara untuk masyarakat dalam meraih penghasilan buat kebutuhan hidup sehari-hari..” ucap nya.
Untuk itu Jacksany menghimbau, agar Pemprov Banten janganlah menjadi musuh masyarakat dengan membuat peraturan, karena mereka bukan preman.
Menurutnya Masyarakat butuh pembinaan dan menolak pembinasaan.
keprihatinan dan kesedihan Masyarakat belum juga pulih sejak Pandemi yang berkepanjangan, sampai penggusuran lapak jualan karena Revitalisasi yang menelan anggaran Rp. 24,2 miliar.
” Kini peraturan parkir gratis dari PUPR Provinsi Banten telah dipasang, masyarakat sekitar tidak bisa berbuat apa-apa dan yang lebih menyakitkan hati Masyarakat, Janganlah mendirikan bangunan megah untuk Masyarakat situ Cipondoh.
Sementara kuburan kematian di siapkan juga untuk masyarakat..” tutur Jacksany.
Sementara kepada Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Bpk. ARLAN MARZAN saat dikonfirmasi Awak Media, lebih memilih bungkam dan tidak berkomentar.Padahal masyarakat sekitar Situ Cipondoh sangat
berharap ada penjelasan yang luas yang disampaikan Kadis terkait dengan PUPR tentang dasar dan aturan nya terkait Plang Parkir gratis tersebut, agar tidak menimbulkan gagal faham di masyarakat.
Ago Rusdianto
Red : Suherman
