MHN Jatim 24/04/2022 Probolinggo – Belakangan ini sejumlah pengelola tambak udang merasa resah oleh ulah ‘Pak Ogah’ yang mendatangi tambaknya dengan maksud tertentu yakni ‘mengamen’, dan akhir-akhir ini mencari THR.
Sesuai informasi bahan keterangan yang dihimpun, bermacam karangan cerita dilontarkan ‘Pak Ogah’ untuk menakut-nakuti pengusaha demi mendapatkan apa yang diinginkannya, diantaranya dengan mengancam akan melaporkan ke Polda dan ke Kementrian.
Dari sumber yang tidak berkenan ditulis namanya, dikatakan ‘Pak Ogah’ juga mengaku memiliki kedekatan dengan pejabat tinggi di pusat.
Kepada media ini, Veronika selaku aktifis yang tergabung di LSM GMAS Jatim itu mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi, khususnya terkait sepak terjang ‘Pak Ogah’ yang menyisiri pesisir Pantura maupun dalam modus lainnya.
Menurut Veronika, pihaknya juga mendapati keluhan masyarakat bahwa ‘Pak Ogah’ juga punya kebiasaan ‘mengamen’ di rumah kepala desa.
“Dari informasi yang berkembang dan setelah kami telusuri ternyata benar bahwa oknum itu juga sering datang ke kades yang di sana juga tidak berkepentingan yang ada kaitannya dengan pelayanan masyarakat desa, oknum itu hanya sekedar minta sangu.”, tukasnya. (23/4/2022)
Veronika mengatakan,
“Perilaku tercela seperti itu selain merusak citra LSM, juga menjadi gangguan buat mereka yang sedang menekuni profesinya, baik masyarakat yang sedang konsentrasi mengerjakan budidaya udang di tambaknya, maupun kades yang sedang bekerja memajukan desanya.”, terangnya.
Wakil Ketua LSM Generasi Masyarakat Adil Sejahtera Jatim Veronika mengungkapkan,
“Modusnya berpura-pura melakukan penelitian lingkungan.
Kemudian ingin menemui pemilik tambak dengan dalih menanyakan terkait perijinan dan lain-lain.
Ujung-ujungnya cepek’an (seratus ribu).”, ungkapnya.
Menurut Veronika, ada pihak tertentu yang diduga menyuruh oknum tersebut yang sekaligus memandu untuk mendatangi tambak udang kepunyaan saingan bisnisnya.
“Oknum itu bergentayangan mendatangi tambak-tambak tanpa ada kepentingan yang berkaitan dengan profesinya, perilaku seperti itu justru merendahkan marwah lembaganya dan merusak citra LSM. Apalagi manuvernya itu karena pesanan pihak tertentu.”, ujar Veronika.
“Sebagai lembaga independen, mitra pemerintah, semestinya jangan mau dimanfaatkan oknum pengusaha untuk menjatuhkan saingan bisnisnya.”, kata Veronika.
Seperti diketahui, masyarakat membutuhkan LSM untuk membantu menjembatani permasalahan yang dihadapi masyarakat dan juga sebagai alat kontrol sosial demi tranparansi berjalan normatif bukan sebaliknya malah membuat resah masyarakat.
Dikatakan Veronika, LSM GMAS Jatim menyatakan sikap turut menjaga agenda besar negara yang diantaranya penciptaan lapangan kerja dan iklim investasi,
Oleh sebab itu LSM GMAS Jatim berharap ada pengawasan dari pihak Kepolisian terhadap ‘Pak Ogah’ yang meresahkan masyarakat pengusaha tambak udang.
Namun pula disampaikan bahwa LSM GMAS Jatim tidak mentolerir oknum pengusaha yang merugikan masyarakat petani dan nelayan seperti yang terjadi di Paiton.
“Kami tidak mentolerir oknum pengusaha tambak yang tidak memiliki kelengkapan dokumen persetujuan lingkungan, apalagi usahanya terindikasi kuat merugikan petani dan nelayan, menindas dan mengintimidasi masyarakat yang lemah. Yang seperti itu harus ditindak tegak lurus dengan peraturan perundangan-undangan.”, pungkasnya tegas.
( ANTON )